KREATIVITAS para desainer lokal dinilai tak kalah dengan karya desainer mancanegara. Namun demikian, perlu adanya pelatihan terlebih dahulu, agar dapat mendunia.
Industri mode Indonesia memang tengah menggeliat. Hal ini, salah satunya ditandai dengan maraknya fashion week di Indonesia.
Akan tetapi hal ini tidak serta merta mengangkat citra desainer Tanah Air. Indonesia boleh dibilang masih ketinggalan jika dibanding dengan desainer luar negeri. Oleh karenanya, masih diperlukaneffort guna mengangkat pamor desainer daalam negeri.
"JFW memberi kesempatan bagi para desainer untuk mengangkat keunikan Indonesia sebagai sumber inspirasi dalam karyanya. Langkah strategis ini diharapkan dapat memacu desainer terpilih, agar terus termotivasi untuk menciptakan karya terbaik yang diperhitungkan di pentas internasional," tutur Maria Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam konferensi pers Fashion Forward yang berlangsung di Media Centre JFW 2012, Plaza Senayan, Jakarta
Fashion Forward merupakan program bersama bersama antara JFW, British Council, dan Kemenparekraf, serta Centre for Fashion Enterprise (CFE).
Program yang telah dimulai sejak Maret ini telah melewati serangkaian workshop dan menemukan delapan desainer berbakat. Mereka diantaranya Albert Yanuar, Barli Asmara, Bretzel, Cotton Ink, Dian Pelangi, Jeffry Tan, Major Minor, dan Yosafat Dwi Kurniawan.
Sejumlah ahli fesyen Inggris dari CFE juga diundang untuk mempersiapkan kedelapan desainer tersebut, dan mempersiapkan mereka untuk berkompetisi pada ajang fesyen internasional. (ind)
(tty)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar